Batalam Ampek: Simbol Hubungan Induak Bako dan Anak Pisang dalam Upacara Perkawinan
DOI:
https://doi.org/10.24036/csjar.v7i1.167Kata Kunci:
Anak Pisang, Batalam Ampek, Induak Bako, Perkawinan, Simbol dan maknaAbstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji makna batalam ampek dalam perkawinan di Nagari Batu Bulek, Kecamatan Lintau Buo Utara, Kabupaten Tanah Datar. Batalam ampek merupakan baki atau nampan yang berisi empat macam makanan yaitu siwajik, siputiah, sikuniang, dan pinyaram. Makanan ini dibawa oleh induak bako (saudara perempuan ayah) ke rumah anak pisang (anak-anak dari saudara laki-laki) pada waktu upacara perkawinan. Prosesi arak-arakan anak pisang dari rumah bako ke tempat pesta perkawinan, serta makanan khas yang dibawa oleh bako, menarik untuk dikaji secara mendalam. Setelah anak-arakan dan menikmati hidangan di rumah mempelai, rombongan induak bako melaksanakan jamba (memotong isi talam ampek) sebelum meninggalkan rumah. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif tipe studi kasus. Informan penelitian dipilih secara purposive sampling dengan jumlah 15 informan. Data dikumpulkan melalui teknik observasi langsung, wawancara mendalam dan studi dokumen. Teknik analisis data mengacu pada teknik analisis yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tradisi batalam ampek dimaknai sebagai wujud kepedulian induak bako terhadap anak pisang, serta sebagai wadah untuk tetap menjaga silaturahmi antara induak bako dengan anak pisang, ayah dengan saudara perempuannya, maupun dengan masyarakat sekitar yang ikut prosesi batalam ampek.
Unduhan
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 Restu Amelia & Emizal Amri

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.