Makna Tari Gandai Bagi Masyarakat Desa Tunggang
Abstract
Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan makna simbol tari gandai bagi masyarakat Desa Tunggang, Kecamatan Pondok Suguh, Kabupaten Mukomuko. Penelitian ini menjadi menarik karena tari gandai masih dilaksanakan oleh masyarakat desa ini ditengah maraknya masuk musik atau tari yang bernuasa modern terutama yang dilaksanakan pada upacara perkawinan. Selain daripada itu penelitian ini berbeda dari penelitian sebelumnya yang sudah ada, karena berupaya menggali secara holistik makna tari gandai makna tarian gandai bagi masyarakat. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian etnografi. Teknik pemilihan informan dengan menggunakan teknik snowball sampling, dengan jumlah informan sebanyak 20 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara mendalam, studi dokumen, dan teknik Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model analisis etnografi yang diperkenalkan oleh Clifford Geertz.Teori Interpretivisme Simbolik ini memusatkan pada kebudayaan didasarkan penafsiran dan melalui penafsiran tersebut manusia mengontrol sikap dan perilakunya, menjalankan suatu kebiasaan dan keyakinan yang didapat oleh individu dan masyarakat sebagai warisan yang diperoleh dan harus dijalankan. Berdasarkan pada hasil penelitian, diperoleh kesimpulan, terdapat makna simbol dari tari gandai yang bermakna nilai moral dan kebersamaan, simbol dari berbalas pantun yang mengandung makna kehidupan percintaan mempelai, sindiran kepada penonton, sindirian kepada keluarga jauh yang sudah lama tidak pulang, kemudian simbol gerakan yang memiliki makna kehidupan sehari-hari, mulai dari gerakan hewan, cara bercocok tanam dan juga bermakna kegigihan masyarakat dalam kehidupan dan musik sebagai komponen pelengkap yang harus ada dalam gandai dan sebagai pengantar makna dari tarian gandai dengan menyesuaikan tema dari tari gandai.