http://culture.ppj.unp.ac.id/index.php/csjar/issue/feedCulture & Society: Journal Of Anthropological Research2024-06-26T10:19:27+00:00Erda Fitrianierdafitriani@fis.unp.ac.idOpen Journal Systems<p style="text-align: justify;">Culture & Society: Journal of Anthropological Research apply peer-reviewed process in selecting high quality article based on scientific research and theoritical by the Laboratory of Sociology, Department of Sociology, Faculty of Social Sciences, Universitas Negeri Padang, Sumatera Barat, Indonesia.</p> <p style="text-align: justify;">Culture & Society: Journal of Anthropological Research was published to develop and enrich scientific discussion for scholars who put interest on socio-cultural issues in Indonesia. Editors welcome theoretical or research based article submission. Author’s argument doesn’t need to be in line with editors. The criteria of the submitted article covers the following types of article: first, the article presents the results of an ethnographic/qualitative research in certain topic and is related with ethnic/social groups in Indonesia; second, the article is an elaborated discussion of applied and collaborative research with strong engagement between the author and the collaborator’s subject in implementing intervention program or any other development initiative that put emphasizes on social, political, education and cultural issues; last, a theoretical writing that elaborates social and cultural theory linked with the theoretical discourse of anthropology, especially in Indonesia.</p>http://culture.ppj.unp.ac.id/index.php/csjar/article/view/158Identitas Perantau Minangkabau Asal Pariaman di Kelurahan Wirotho Agung2024-06-26T02:35:54+00:00Helsi Amryhelsiamry01@gmail.comMuhammad Hidayathidayatantrop@fis.unp.ac.id<p style="text-align: justify;">Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan identitas perantau Minangkabau khususnya perantau Pariaman di Kelurahan Wirotho Agung. Penelitian ini dianalisis dengan teori <em>culture area</em> dari Franz Boas. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif tipe studi kasus. Teknik pemilihan informan dengan teknik <em>purposive sampling </em>dengan jumlah informan 15 orang. Data dikumpulkan dengan metode observasi partisipasi, wawancara mendalam dan studi dokumen. Analisis data yang dilakukan dengan model analisis interaktif Miles dan Huberman dengan tiga langkah yaitu reduksi data, sajian data, penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perantau Minangkabau asal Pariaman dapat mempertahankan identitasnya walaupun berada di daerah rantau yang memiliki beraneka ragam penduduk dan budaya yang dimiliki. Identitas perantau Pariaman sebagai pedagang dapat terlihat di pasar tradisional terbesar di Rimbo Bujang, pedagangnya mayoritas ialah orang Minangkabau, selain itu bahasa yang dipakai sehari-hari ialah bahasa Minangkabau dengan dialek Pariaman sebagai identitas Minangkabau seperti <em>nyeh, wayoik, ciuniang </em>dan <em>ajo</em>. Identitas upacara adat perantau Pariaman di Kelurahan Wirotho Agung juga tetap bertahan seperti <em>barantam, bararak, bajapuik</em> bagi laki-laki Pariaman, dan makan <em>bajamba. </em>Identitas kesenian yang dimiliki perantau Pariaman juga dapat dilihat adanya <em>tabuik, tambua tasa, silek</em>, pakaian adat Minangkabau, tarian tradisional seperti tari piring, tari <em>galombang</em>, tari <em>pasambahan</em>, dan terakhir adanya <em>petatah petitih</em> Minangkabau</p>2024-06-26T02:30:40+00:00##submission.copyrightStatement##http://culture.ppj.unp.ac.id/index.php/csjar/article/view/146Adaptasi Sosial Budaya Orang Jawa di Nagari Pulau Mainan2024-06-26T02:36:05+00:00Agung Novialdiagungnovialdi17058141@gmail.comErda Fitrianifitriani_cim@fis.unp.ac.id<p style="text-align: justify;">Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan proses adaptasi sosial budaya yang dilakukan oleh orang Jawa di Nagari Pulau Mainan. Nagari Pulau Mainan termasuk daerah transmigrasi pada periode tahun 1978-1979 Kabupaten Dharmasraya. Orang Jawa sebagai penduduk transmigrasi beradaptasi dengan lingkungan mereka yang baru. Sebelumnya mereka bekerja di sawah, namun sebagai penduduk transmigrasi mereka ditempatkan di wilayah hutan yang baru dibuka, yang selanjutnya dijadikan lahan perkebunan dan tempat tinggal. Orang Jawa ini juga dihadapkan dengan penduduk asli (orang Minangkabau) dan mereka harus dapat beradaptasi dengan lingkungan baru. Penelitian ini dianalisis dengan teori etnosains yang dikemukakan oleh James Spradley. Metode penelitian yang dilakukan yaitu metode penelitian kualitatif, dengan tipe etnosains. Teknik pemilihan informan dilakukan dengan teknik purposive sampling dengan informan penelitian sebanyak 29 orang. Pengumpulan data dilakukan secara observasi partisipasi aktif, wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Untuk menguji keabsahan data peneliti melakukan triangulasi data. Analisis data penelitian ini dilakukan dengan analisis etnografi yang dikemukakan oleh Spradley. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan kondisi lingkungan di tempat yang baru di Nagari Pulau Mainan dapat diatasi dengan kemampuan pengetahuan mereka. Proses adaptasi yang dilakukan oleh orang Jawa merupakan wujud dari usaha-usaha mereka mengatasi masalah yang mereka hadapi. Kemampuan transmigran Jawa mengubah lahan yang tidak produktif menjadi lahan yang produktif dengan mendapatkan penghasilan untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari merupakan keberhasilan dalam proses adaptasi transmigran Jawa dalam menghadapi lingkungan baru. Begitu pula kemampuan mereka dalam berinteraksi dengan sesama Jawa dengan latar belakang daerah, bahasa dan budaya yang berbeda serta berinteraksi dengan penduduk asli (orang Minangkabau).</p>2024-06-26T02:33:22+00:00##submission.copyrightStatement##http://culture.ppj.unp.ac.id/index.php/csjar/article/view/169Upaya Pelestarian Tradisi Pidato Pasambahan di Kota Jambi2024-06-26T02:36:13+00:00Balkis Oktaviani Putrioktaviani.balkis@gmail.comEmizal Amriemizalamri@fis.unp.ac.idLia Amelialiamaelia@fis.unp.ac.id<p style="text-align: justify;">Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan kegiatan pelestarian tradisi <em>pasambahan </em>oleh organisasi Perkumpulan Keluarga Besar Manggopoh atau yang disingkat menjadi PKBM yang berada di Kota Jambi. Tradisi pidato <em>pasambahan</em> merupakan salah satu tradisi lisan asal Minangkabau yang terkenal dengan kiasan-kiasannya yang indah dengan makna tersirat di dalamnya. Tradisi ini tidak hanya dapat dijumpai di daerah asal saja tetapi di daerah rantau yaitu di Kelurahan Kenali Besar, Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan tipe etnografi. Data dikumpulkan melalui teknik observasi partisipan, wawancara, dan studi dokumen. Jumlah informan adalah 9 orang. Permasalahan penelitian ini dianalisis menggunakan teori struktural fungsional yang dikemukakan oleh Talcott Parsons dengan skema AGIL. Temuan penelitian ini yaitu dalam mencapai tujuan melestarikan kebudayaan PKBM telah melakukan upaya pelestarian tradisi pidato <em>pasambahan </em>secara bersama dengan cara mengupayakan guru pidato <em>pasambahan</em>, mengupayakan anggota belajar pidato <em>pasambahan</em>, melaksanakan proses pembelajaran secara rutin, serta melakukan praktek tradisi pidato <em>pasambahan</em> pada upacara-upacara adat di lingkungan PKBM.</p>2024-06-26T02:34:35+00:00##submission.copyrightStatement##http://culture.ppj.unp.ac.id/index.php/csjar/article/view/166Harmonisasi Sosial Masyarakat Beragam Sukubangsa2024-06-26T02:36:20+00:00Edwin Akbar Prakosoedwinakbarprakoso07@gmail.comWirdanengsih Wirdanengsihwirdanengsih69@yahoo.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan menganalisis harmonisasi sosial pada masyarakat dengan keberagaman sukubangsa di Kelurahan Wirotho Agung. Kelurahan Wirotho Agung terdiri atas beragam sukubangsa yaitu orang Jawa, orang Minangkabau, orang Batak, dan orang Melayu. Hubungan di antara perbedaan tersebut terlihat harmonis tanpa adanya konflik di permukaan. Menarik untuk mengkaji keharmonisan tersebut. Teori yang dipakai sebagai alat analisis yaitu teori struktural fungsional skema AGIL dari Talcott Parsons. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan tipe studi kasus. Teknik pemilihan informan dilakukan dengan cara <em>purposive sampling</em>, informan berjumlah 15 orang terdiri dari perangkat kelurahan dan masyarakat Kelurahan Wirotho Agung dengan kriteria yaitu orang Jawa, orang Minangkabau, orang Batak, dan orang Melayu yang telah berumur lebih 17 tahun dan bertempat tinggal di Kelurahan Wirotho Agung minimal selama 15 tahun. Pengumpulan data dilakukan secara observasi partisipasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan model interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa harmonisasi masyarakat Kelurahan Wirotho Agung dalam keberagaman sukubangsa yaitu Pertama, masyarakat mengutamakan kebersamaan dalam keberagaman sukubangsa dengan saling tolong menolong dalam kegiatan yang dilakukan oleh warga dan saling berbaur satu sama lain. Kedua, masyarakat tidak membeda-bedakan hak setiap sukubangsa, masyarakat saling menghargai terhadap perbedaan latar belakang yang dimiliki setiap sukubangsa. Ketiga, masyarakat menghindari konflik antara sukubangsa.</p>2024-06-26T02:35:42+00:00##submission.copyrightStatement##http://culture.ppj.unp.ac.id/index.php/csjar/article/view/145Pemilihan Jodoh pada Masyarakat Nagari Padang Tarok2024-06-26T10:19:27+00:00Tia Apriliatiaaprilia601@gmail.comErda Fitrianifitriani_cim@fis.unp.ac.idAdri Febriantofitriani_cim@fis.unp.ac.id<p style="text-align: justify;">Pemilihan jodoh secara tradisional diatur oleh adat istiadat suatu sukubangsa, jika terjadi pelanggaran maka adat mengatur sanksi secara adat. Secara tradisional masyarakat Minangkabau mengenal istilah perkawinan ideal yaitu perkawinan beda suku (exogami suku) dan dalam satu nagari (endogami <em>nagari</em>). Pada masyarakat Nagari Tarok adat mengatur warga masyarakatnya untuk mencari pasangan di luar suku (<em>clan</em>) dan di luar nagari. Jika dilanggar maka terdapat sanksi adat yang disebut dengan <em>lompek paga</em>. Menariknya pada saat sekarang ini semakin banyak yang memperoleh pasangan dari luar nagari, dan dilaksanakan adat <em>lompek paga</em>. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan fenomena <em>lompek paga</em> pada masyarakat Nagari Tarok, terutama terdapatnya perubahan dalam masyarakat mengenai pola ideal dalam pemilihan jodoh. Penelitian ini dianalisis dengan teori strukturalisme oleh Claude Lévi-Strauss. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif tipe penelitian studi kasus. Lokasi penelitian di Nagari Padang Tarok, Kecamatan Baso, Kabupaten Agam. Teknik pemilihan informan dilakukan dengan teknik <em>purposive sampling </em>dengan jumlah informan 18 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi partisipasi, wawancara mendalam, dan studi dokumen. Teknis analisis data dilakukan dengan model interaktif Miles & Huberman. Hasil penelitian ditemukan bahwa struktur pemikiran masyarakat dalam pemilihan jodoh yaitu lebih mengutamakan pasangan yang seiman (Islam), memiliki pekerjaan, pendidikan, dan sikap karakter pasangan. Pasangan yang berada di luar suku tetap menjadi perhatian masyarakat karena dianggap masih seketurunan, namun jika berbeda datuk atau nagari maka dianggap sudah jauh hubungan garis keturunan.</p>2024-06-26T10:19:27+00:00##submission.copyrightStatement##